untuk anak fisika 2011, ne petunjuk untuk analisis praktikum Lm 4 dgn saiyidah mahtari
Arsip Kategori: Praktikum
MASSA JENIS ZAT PADAT DAN HUKUM ARCHIMEDES
- A. Tujuan
Setelah menyelesaikan percobaan ini, mahasiswa diharapkan mampu:
- Terampil menggunakan neraca Ohaus, mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup.
- Menentukan massa jenis benda padat bentuk kontinu dan tidak kontinu
- Menentukan hubungan antara rapat massa zat cair dengan gaya keatasnya terhadap benda dengan volume tertentu,
- B. Dasar Teori
Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat, karena setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda. Massa jenis menunjukkan kerapatan suatu benda atau massa persatuan volum yang dirumuskan sebagai berikut:
r = m/V (1)
dengan r = massa jenis (kg/m3) m = massa zat (kg) dan V = volume zat (m3). Jika massa dan volume zat diketahui maka massa jenis zat itu dapat ditentukan.
Massa zat dapat diketahui dengan cara menimbang zat itu dengan timbangan atau neraca ohaus sehingga besaran massa dapat diukur langsung dengan alat ukurnya.
Pengukuran volume balok secara langsung dapat dilakukan dengan memasukkan zat padat itu ke dalam gelas ukur yang berisi zat cair. Apabila zat itu tenggelam seluruhnya maka perubahan penunjukan volume itu merupakan voleme dari zat padat tersebut. Sedangkan pengukuran volume balok secara tidak langsung dengan mengukur panjang, lebar, dan tinggi balok dengan menggunakan alat ukur panjang diantaranya mistar, jangka sorong, dan mikrometer. Setelah itu volume balok dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan:
V = p x l x t (2)
Dimana p = panjang balok, l = lebar balok, dan t = tinggi balok
Pada saat balok ditimbang di udara dengan berat Wu ternyata berat benda saat diukur dalam zat cair Wa beratnya lebih kecil, menurut hukum Archimedes, “sebuah benda yang tercelup dalam suatu fluida akan mengalami gaya ke atas Fa seberat volume fluida yang dipindahkan. Sehingga dapat dirumuskan:
Wa = Wu – Fa (3)
Dimana Fa = berat volume air dipindahkan = rair .Vair pindah . g (4)
LEBIH LENGKAP DOWNLOAD DISINI
VISKOSITAS ZAT CAIR
A. Tujuan
- Menentukan koefisien viskositas bermacam-macam cairan dengan menggunakan hokum stoke
- A. Dasar Teori
Benda yang akan dijatuhkan pada zat cair tanpa kecepatan awal akan mendapatkan percepatan dengan gaya-gaya yang bekerja.
Dengan W adalah gaya berat benda, FA gaya keatas zat cair dan FR gaya gesek zat cair.
Gaya gesek zat cair (disebut juga sebagai gaya gesek Newton) yang dialami oleh benda berbanding lurus dengan kecepatan.
Cairan dalam hal ini disebut cairan Newton. Apabila benda berbentuk bola , menurut stokes, gaya ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
LEBIH LENGKAPDOWNLOAD DISINI
HUKUM NEWTON TENTANG GERAK
A. Tujuan
- Menjelaskan prinsip gerak lurus berubah beraturan.
- Menentukan percepatan gerak benda.
B. Kajian Teori
Fenomena gerak benda karena pengaruh gaya sangat sesuai dengan Hukum II Newton yang dirumuskan:
F = d (m v)/dt = m dv/dt = m a
dengan m = massa benda a = percepatan benda.
Sebuah trolly bermassa m berada di atas papan luncur digerakkan oleh beban w = m g seperti Gambar 1.
Jika gaya gesekan roda trolly dan benang diabaikan maka berlaku:
m2 g = (m1 + m2 ) a (3)
Jika trolly tersebut berada pada bidang miring yang membentuk sudut a terhadap bidang datar (Gambar 2)
Gambar 2 Gerak pada bidang miring
dengan mengabaikan gaya gesekan pada roda trolly dan benang untuk gerak miring ke atas, maka berlaku:
m2g – m1g sin a = (m1+ m2) a
LEBIH LENGKAP DOWNLOAD DISINI
GAYA GESEKAN
A. Tujuan
- Menentukan koefisien gesekan statis antara dua permukaan
- Menentukan koefisien gesekan kinetis antara dua permukaan
B. Dasar Teori
Sebuah balok yang diletakkan pada sebuah bidang datar maka pada balok akan bekerja beberapa gaya seperti ditunjukkan Gambar 1. Gaya kontak yang bekerja tegak lurus permukaan disebut gaya Normal (N). Sedangkan gaya yang bekerja karena pengaruh percepatan gravitasi bumi kearah pusat bumi adalah berat atau gaya berat (w), pada bidang datar N = w = m. g
Apabila pada balok diberikan gaya arah mendatar F, selama balok diam maka timbul gaya gesekan statis yang besarnya sama dengan gaya yang diberikan
fs = F (1)
Tepat pada saat balok akan bergerak maka gaya gesekan statis akan maksimum dan berlaku hubungan:
fs maksimum = ms N (2)
dengan ms adalah koefisien gesekan statis.
Jika gaya yang bekerja pada balok diperbesar sehingga balok bergerak maka pada balok akan bekerja gaya gesekan kinetis fk dimana fk = mk N
Apabila a adalah percepatan balok maka berlaku hubungan:
F – fk = ma (3)
Sekarang perhatikan gambar 2 dibawah ini!
Pada saat benda tepat akan bergerak
fs = F
ms N = m2g, apabila N = m1g
Maka ms = m2/m1 (4)
Pada saat benda mulai bergerak menempuh jarak s dalam waktu t maka percepatan balok
s = v0t + ½ at2
karena keadaan awal diam v0 = 0 sehingga diperoleh a = 2s/t2
LEBIH LENGKAP DOWNLOAD DISINI
GERAK HARMONIK BANDUL
A. Tujuan
Menentukan percepatan gravitasi dengan ayunan sederhana.
B. Kajian Teori
Ayunan sederhana adalah ayunan dari satu benda yang digantungkan pada suatu titik tetap dengan tali yang massanya dapat diabaikan. Jika sudut simpangan kecil, ayunan sederhana tersebut dapat dipandang sebagai getaran selaras.
Sebuah ayunan sederhana dengan massa beban m dan panjang tali l (massa tali diabaikan) seperti gambar 1.
Jika ayunan disimpangkan sebesar q terhadap garis vertikal besar gaya pemulihnya adalah :
F = – mg sin q (1)
Untuk harga q kecil dapat diberlakukan sin q ~ tan q ~ x/l dengan x = sim- pangan ayunan. Dengan demikian persamaan (1) dapat dituliskan:
F = – mg x/l (2)
Jika tidak ada gaya lain yang mempengaruhi (gaya gesekan udara dan gaya puntir) hukum II Newton yang berlaku pada sistem ini menghasilkan rumusan:
F = m (d2 x/dt2 ) = – mg x/l
d2x/dt2 = – gx/l (3)
Secara umum persamaan simpangan dari getaran selaras dapat dirumuskan:
x = A sin wt (4)
dengan w = kecepatan sudut dan t = waktu. Turunan ke dua terhadap waktu dari persamaan (4) menghasilkan :
d2x/dt2 = – w2 A sin wt = – w2 x (5)
Dengan menggabungkan persamaan (3) dan persamaan (5) diperoleh:
w2 = g/l
Karena w = 2p/T dengan T = perioda diperoleh:
T = 2pÖ(l/g) (6)
Dari persamaan (6) jika periode ayunan dan panjang tali diketahui maka percepatan gravitasi (g) dapat ditentukan.
LEBIH LENGKAP DOWNLOAD DISINI
KONSTANTA PEGAS
A. Tujuan
- Memahami konsep getaran selaras pada pegas.
- Menentukan tetapan pegas dengan cara statis dan dinamis.
B. Kajian Teori
Jika suatu pegas dengan tetapan pegas k diberi beban dengan massa m maka ujung pegas akan bergeser sepanjang x (seperti gambar 1(b)). Dan pegas akan mengerjakan gaya pada benda sebesar:
F=-kx (sesuai Hukum Hooke) (1)
Pada posisi setimbang mg=-kx, dengan g=percepatan gravitasi.
Jika pegas yang telah diberi beban tadi sedikit terusik yaitu dengan memberi seikit simpangan ke bawah, maka pegas akan mengalami getaran selaras. Pada getaran selaras jika pada t = 0 simpangan maksimum = A, maka memenuhi persamaan simpangan:
x= A coswt (2)
LEBIH LENGKAP DOWNLOAD DISINI
PENERAAN TERMOMETER
A. Tujuan
Melakukan peneraan terhadap thermometer sederhana
B. Kajian Teori
Kalibrasi sebuah termometer ialah penetapan tanda-tanda untuk pembagian skala sebuah thermometer.
Pembuatan skala pada termometer menggunakan dua titik tetap. Pertama titik tetap atas atau titik uap (steam point) yang didefinisikan sebagai suhu air dan uap yang berada dalam keadaan setimbang pada tekanan 1 atmosfer. Kedua titik tetap bawah atau titik es (es point) didefinisikan sebagai suhu cam-puran es dan air dalam keadaan setimbang dengan udara jenuh pada tekanan 1 atmosfer. Pada skala Celcius, titik es diberi angka nol dan titik uap diberi angka 100.
LEBIH LENGKAP DOWNLOAD DISINI
HARGA AIR KALORIMETER
A. Tujuan
- Menentukan harga air kalorimeter
B. Kajian Teori
Harga air kalorimeter adalah banyaknya panas yang diperlukan untuk menaikkan satu satuan derajat suhu kalorimeter tersebut.Harga air tersebut sama dengan kapasitas panas dari kalorimeter. Karena bahan kalorimeter biasanya sering tidak diketahui (panas jenisnya tidak diketahui), harga air kalori meter sering ditentukan dengan menggunakan asas Balck.
Misalkan air bermassa m1 dengan suhu t1 dimasukkan ke dalam kalorimeter yang telah berisi air bermassa m2 dengan suhu t2, jika t1 > t2 maka setelah terjadi perpindahan panas sampai dicapai kesetimbangan termal berlaku :
Jumlah panas yang diterima = jumlah panas yang diberikan
m1 cair (t1-ta) = (M kal ckal+m2 cair)(ta-t2) (1)
LEBIH LENGKAP DOWNLOAD DISINI
KALOR JENIS ZAT PADAT
- A. Tujuan
Menentukan kalor jenis zat padat
- B. Dasar Teori
Kalor jenis zat adalah bilangan yang menunjukkan berapa kalori yang diperlukan untuk memanaskan satu satuan massa zat dengan kenaikan suhu sebesar 1° C. Untuk pemanasan m gram massa dengan kenaikan suhu sebesar DT diperlukan kalor sebesar:
Q = m c DT
Dengan c = kalor jenis zat
Kalor jenis zat pada dasarnya tidak bergantung pada suhu. Kalor jenis dalam hal ini adalah panas rata-rata untuk rentang suhu tersebut. Kalor jenis dapat ditentukan dengan calorimeter, jika tidak ada pertukaran kalor antara calorimeter dengan sekelilingnya maka berlaku:
Q lepas = Q serap
Mb.cb.(Tb – T2) = (ma + mk.ck)(T2 –T1)
Dengan:
mb = massa benda padat T2 = suhu akhir campuran
ma = massa zat cair Tb = suhu benda padat
mk = massa kalorimeter & pengaduk T1 = suhu awal air
ck = kalor jenis kalorimeter & pengaduk
dalam persamaan di atas, tidak ada suhu yang menyatakan kalor yang diperlukan untuk pengapan air berarti dalam percobaan ini penguapan air dapat diabaikan.
LEBIH LENGKAP DOWNLOAD DISINI